Rekor jumlah pementas inti, kendaraan properti, penambahan panggung dan kemunculan tokoh Bung Karno, menjadikan pementasan menjadi lebih meriah karena bagian itu tidak ada di pementasan tahun lalu.
Drs. Tri Iman Prasetyono M.Si, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Blitar mengatakan, di pementasan tahun ini memang ada 250 pemain inti dari Sanggar Patria Loka dan Theater Kota Blitar, didukung 50 pemain pendukung dari berbagai segmen. Panitia bahkan membuat dua panggung utama didepan Monumen PETA dan di jalan masuk untuk setting cerita. Jalan Sudanco Supriyadi didepan Monumen PETA juga masuk setting, karena digunakan jalur 50 kendaraan jeep dan Truck tentara termasuk Gerobak Sapi.
Kejutan lain diantaranya munculnya tokoh Bung Karno yang diperankan Gagat , Guru SMP Negeri 2 Kota Blitar, Mbah Kasan Bendo yang diperankan Setyo Utomo, Guru dan Seniman Kota Blitar, serta Supriyadi yang diperankan Gunung Yusuf Asmara, Mahasiswa Universitas Negeri Malang. Tahun ini Panitia juga memberi kesempatan warga dan crew acara untuk memakai pakaian djadoel, sehingga suasana jaman dulu benar-benar bisa mucul saat acara berlangsung.
“Luar biasa sukses, sangat berbeda dengan tahun yang lalu, tahun ini lebih meriah dan berwarna”, jelas Iman.
Pementasan Seni Drama Tari Kolosal Perjuangan Supriyadi digelar Kamis (14/02) malam di Monumen PETA dan sepanjang Jalan Sudanco Supriyadi, dalam rangka menyemarakkan peringatan Ke-74 Pemberontakan PETA Blitar.( yud )
Berita Populer
by Admin Kota | 13 Jun 2019
by Admin Kota | 10 May 2019
by Admin Kota | 22 Jun 2023
by Admin Kota | 04 Mar 2019
by Admin Kota | 11 Jan 2023
by Admin Kota | 20 Feb 2023