BERITA

Makna Hari Raya Kupatan

Admin Kota 13 Jun 2019 12k Share
img-berita

Setiap Negara memiliki tradisi yang berbeda-beda dalam banyak hal, termasuk dalam cara merayakan Hari Raya Lebaran. Seperti halnya di Indonesia, Lebaran disambut dengan meriah. Tradisi umum yang dilakukan antara lain, mudik, berkumpul bersama keluarga, silaturahmi dengan tetangga dan kerabat serta bagi-bagi Tunjangan Hari Raya (THR). Bahkan di Indonesia sendiri, beberapa daerah juga memiliki tradisinya masing-masing dalam merayakan Hari Raya Lebaran. Salah satunya tradisi Kupatan di Blitar.

Kupatan merupakan hasil dari pemikiran para Walisongo dalam menyebarkan dakwah Islam melalui budaya. Umumnya, tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Jawa yang selalu digelar setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri. Untuk pelaksanaannya, biasa dilakukan di suatu tempat seperti masjid atau musholla, lalu warga setempat dapat membawa hidangan yang akan disantap bersama. Hidangan yang dibawa didominasi dengan ketupat serta sayur sebagai pelengkapnya, seperti opor ayam dan lain-lain.

Tradisi Kupatan tidak hanya sekedar perayaan yang dilakukan tanpa makna. Kupatan memiliki filosofis tersendiri. Kata “kupat” berasal dari bahasa jawa “ngaku lepat” (mengakui kesalahan). Hal ini menandakan kita sebagai manusia biasa pasti tak lepas dari kesalahan dengan sesama. Maka dari itu, dengan adanya kupatan setahun sekali ini, harapannya kita bisa saling memaafkan. Sumber lain juga menyebutkan, tradisi Kupatan ini sebagai lebarannya seseorang yang telah melakukan puasa Syawal selama enam hari seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri.

Mengutip dari islami.co, kupat juga dapat diartikan sebagai “laku papat” yang menjadi simbol dari empat segi dari ketupat. Laku papat yaitu empat tindakan yang terdiri dari lebaran, luberan, leburan, laburan. Maksud dari empat tindakan tersebut antara lain:

1. Lebaran yaitu suatu tindakan yang berarti telah selesai yang diambil dari kata lebar. Selesai dalam menjalani ibadah puasa dan diperbolehkan untuk menikmati makanan.

2. Luberan berarti meluber, yang menyimbolkan agar melakukan sedekah dengan ikhlas bagaikan air yang berlimpah meluber dari wadahnya. Oleh karena itu tradisi membagikan sedekah di hari raya Idul Fitri menjadi kebiasaan umat Islam di Indonesia.

3. Leburan berarti lebur atau habis. Maksudnya adalah agar saling memaafkan dosa-dosa yang telah dilakukan, sehingga segala kesalahan yang telah dilakukan menjadi suci bagai anak yang baru lahir.

4. Laburan berarti bersih putih berasal dari kata labur atau kapur. Harapan setelah melakukan Leburan agar selalu menjaga kebersihan hati yang suci. Manusia dituntut agar selalu menjaga prilaku dan jangan mengotori hati yang telah suci.

Sedangkan dari segi hidangannya, janur sebagai bungkus ketupat, berasal dari kata "ja a nur" yang berarti telah datang cahaya. Hal ini melambangkan kondisi umat muslim setelah mendapatkan pencerahan cahaya selama bulan suci Ramadlan, kembali kepada kesucian/jati diri manusia (fitrah insaniyah) yang bersih dari noda serta bebas dari dosa. Sedangkan dari isi ketupat, yakni berasal dari beras terbaik yang dimasak sampai menggumpal "kempel", memiliki makna kebersamaan dan kemakmuran.

Secara keseluruhan ketupat memiliki banyak makna sebagaimana yang telah diketahui oleh masyarakat Jawa. Namun hakikatnya sama, Lebaran Kupatan sebagai bentuk perayaan untuk saling memaafkan segala kesalahan dan melimpahkan kebaikan sesama.

 

Ilustrasi ketupat opor. ©iStock

Berita Populer

Makna Hari Raya Kupatan

by Admin Kota | 13 Jun 2019

KPU Kota Blitar Tetapkan DPT Pemilu 2024

by Admin Kota | 22 Jun 2023

© Copyright 2023 Pemerintah Kota Blitar. All Rights Reserved