BERITA

Blitar Kota - Kepastian ini didapat setelah hasil uji laboratorium 60 sampel hasil sidak di sentra takjil ahmad yani, kebanyakan negatif.

Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Blitar, Kiki Ismaya S.Km mengatakan, Hasil dari Laboratorium Kesehatan Daerah, mayoritas takjil yang dijual pedagang ternyata aman dikonsumsi warga dan melalui proses pengolahan yang benar dan higienis. Tetapi dari hasil laboratorium mendalam, masih ada beberapa yang mengandung Rodamin B, Borax dan Formalin, sehingga pedagang itu diikutkan Penyuluhan Keamanan Pangan bagi PKL, agar kedepan tidak menggunakan bahan itu lagi.

“Kebanyakan negatif ya, meski masih ada yang positif, makanya kita ikutkan ke penyuluhan hari ini,” jelas Kiki  saat Penyuluhan Keamanan Pangan bagi PKL di Graha Wicaksana, Jumat (17/05).

Sementara itu Andreas Jaya Hadikusuma S.Farm Apt, Loka Pengawas Obat dan Makanan PFM Ahli Pratama dari Kantor BPOM di Kabupaten Kediri mengatakan, dari hasil penelusuran, kebanyakan para pedagang tidak tahu bahaya bahan yang mereka pakai, untuk itu, bersama Dinas Kesehatan Kota Blitar, pihaknya memberi pemahaman dan penjelasan terkait keamanan pangan, keracunan pangan, bahaya kimia, termasuk bahan tambahan pangan yang boleh dan tidak boleh digunakan.

“Ketika ditanya mayoritas tidak tahu, semoga dengan penyuluhan seperti ini, mereka bisa getok tular ke yang lain, biar aman kedepannya,” ujar Andreas.

Sementara Andita Saraswati satu diantara pedagang mengaku senang ikut Penyuluhan Keamanan Pangan bagi PKL, karena akhirnya tahu mana bahan yang aman dan mana yang berbahaya bagi kesehatan.

“Ya akhirnya sadar, jadi tahu efek penggunaan rodamin, borax dan formalin bagi kesehatan,” ujar Andita.

Jumat (17/05), Dinas Kesehatan Kota Blitar menggelar Penyuluhan Keamanan Pangan bagi PKL di Graha Wicaksana. Kegiatan ini sebagai tindak lanjut sidak makanan dan minuman di sentra takjil jalan ahmad yani, (09/05) lalu. (Yud)