BERITA

Kota Blitar - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Blitar menyebut ketahanan pangan masyarakat saat ini terus berkembang, paska sejumlah kelompok wanita tani (KWT) mengoptimalkan pekarangan rumah untuk pertanian.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar, Dewi Masitoh mengatakan di Kota Blitar luasan sawah berkisar 980 hektar dan dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Bahkan 10 hektar diantaranya sudah beralih fungsi. Dewi menjelaskan dengan adanya peralihan fungsi tersebut, kini pertanian di Kota Blitar tidak berbasis lahan, namun lebih berbasis ruang atau pemanfaatan pekarangan rumah yang dapat ditanami tanaman hortikultura seperti sawi, bayam, kangkung, tomat, cabai, bawang hingga timun.

Dewi menyebut pemanfaatan tersebut tidak hanya dilakukan KWT. Namun, sejumlah masyarakat juga ikut menerapkan pola tanam di lingkungan pekarangan rumah menggunakan metode polybag. Menurutnya metode penanaman di area pekarangan menggunakan polybag sangat efisien. Selain menghemat tempat juga memudahkan budidaya tanaman hingga memanen kapan saja.

"Pertanian kita tidak berbasis lahan lagi, dan kini berbasis ruang. Masyarakat memanfaatkan ruang kosong dengan pekarangan rumah untuk ditanami tanaman hortikultura," kata Dewi.

Sementara itu, Diah Fatmawati- Warga kelurahan Klampok mengatakan pihaknya menggeluti dunia hortikultura sejak 2018 lalu hingga saat ini. Menurutnya selain perawatan yang gampang, metode pertanian menggunakan polybag yang memanfaatkan ruang kosong di sekitar rumah juga dinilai efektif dalam menjaga ketahanan pangan. Diah menyebut, di pekarangan rumahnya menanam tanaman sayur - sayuran. Seperti tomat, sawi, kangkung hingga cabai.

"Kegiatan penanaman ini sangat bermanfaat untuk kita. Selain untuk ketahanan pangan, kita juga menghemat pengeluaran untuk kebutuhan pangan," kata Diah.

Diah berharap dengan adanya upaya ini masyarakat di Kota Blitar juga ikut menggelorakan dan menerapkan penanaman tanaman hortikultura di pekarangan rumah. (Fan)