Penjelasan:
Beredar sebuah unggahan di media sosial yang mengeklaim bahwa vaksin Covid-19 menjadi pemicu virus Marburg yang disebut sebagai patogen yang dapat diaktifkan melalui jaringan 5G.
Faktanya, klaim tersebut tidak memiliki dasar ilmiah. Dilansir dari Agence France-Presse (AFP), otoritas kesehatan dan para ahli telah membantah klaim adanya bahan berbahaya dalam vaksin Covid-19 dan teori bahwa sinyal nirkabel dapat mengaktifkan patogen. Amira Roess, profesor dan ahli epidemiologi Universitas George Mason, menjelaskan bahwa komponen dalam vaksin mRNA Covid-19 tidak memiliki kandungan apa pun yang berhubungan dengan virus Marburg. Tidak ada bukti bahwa 5G dapat mengaktifkan virus. Lebih lanjut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam situs resminya telah menegaskan bahwa virus Marburg menyebar melalui penularan dari manusia ke manusia melalui kontak langsung (melalui kulit yang rusak atau selaput lendir) dengan darah, sekresi, organ atau cairan tubuh lain dari orang yang terinfeksi, dan dengan permukaan serta bahan (misalnya alas tidur dan pakaian) yang terkontaminasi dengan cairan tubuh, bukan melalui vaksin Covid-19 atau sinyal 5G seperti dalam narasi yang beredar.
Sumber:
https://factcheck.afp.com/doc.afp.com.33Z926D
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/marburg-virus-disease