Penjelasan:
Narasi yang mengatakan beras merek SPHP mengandung plastik beredar di sejumlah provinsi, seperti Aceh, Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Sumatera Utara (Sumut), dan Kalimantan Tengah (Kalteng) seperti yang pernah diberitakan oleh Antara.
Otoritas di masing-masing daerah itu telah membantah narasi yang beredar. Misalnya Dinas Pangan Aceh, Bulog Sumut maupun daerah-daerah lain. Menurut mereka, distribusi beras merupakan bagian dari program Bulog bernama Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Sumut, Arif Mandu, mengatakan asal beras yang digunakan untuk program tersebut berasal dari Vietnam, Thailand, Myanmar, Pakistan, dan Kamboja. Dia menjelaskan, sebelum diedarkan ke masyarakat, beras itu telah dicek oleh Balai Karantina Pertanian dan lembaga penguji, inspeksi dan sertifikasi bernama PT Sucofindo. Selain itu, juga telah diperiksa di laboratorium Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Medan.
Sementara nasi yang dikepal dan memantul saat dibanting, tidak menandakan berasnya mengandung plastik. Hal itu bisa saja menunjukkan bahwa beras tersebut mengandung kandungan tinggi non-starch polysaccharides (NSP) atau karbohidrat non-pati. Dugaan lain bahwa beras tersebut memiliki kandungan amilopektin dan amilosa tinggi, sebagaimana beras ketan atau gluten rice atau sticky rice.
Sumber:
https://www.antaranews.com/berita/3773082/pakar-ipb-nyatakan-beras-plastik-hoaks